Discipline, Right Time and Clean

The biggest weakness of the Indonesian people in general, their discipline is low, particularly personal discipline or "self discipline", a discipline that is awakened awareness of the time. From so many aspects that are directly related to the discipline, the willingness to fulfill the time is also a bad habit that descend from almost all of us. Furthermore, the general practice that also is found "grubby" alias less concerned about hygiene. These are the three things that he was very prominent from all of us that require serious attention to them. Discipline, Right Time and Clean.

The most easily arrested on discipline is to see the traffic conditions we are very amburadul. Discipline in the context of the most easy to see is in the willingness to follow and / or subject to the rules and regulations. In this case, then when we want to ask why? surely we'll automatically see how education about the constitution or "basic education" provided or performed. Compliance with rules, can not be obtained only with a command or just give an example. A long process that requires consistency in the in ujudnya is also a pre-condition to be able to realize the discipline. I remember a comment on the Policy royal Malaysia, tens of years ago. This police officer, in the framework of cooperation with the Police of the Republic of Indonesia, the task of carrying out such "on the job training" which, among others, implement the project penertiban "beca-free" in the area of East Jakarta. After some time the police carry out this duty, he returned to Malaysia. In one of wawancaranya, a few days before leaving Jakarta, the capital of many journalists at that time, ditanyakanlah among others, is the ultimate experience for "on the job training" in Indonesia. With its unadorned the Malaysian royal Policy said, the weakness of most of the problems is pollisi "inconsistencies". He ago decompose, the process of how to create a regional free beca in East Jakarta, which is always just failed. Main causes, the policy said, razia conducted with firm and hard for a sunday again. But after that, razia stopped a few days, and in some of the day, found out one of two beca never violate action is taken or be reproved. So, a few carpenters and sloppy thought that it may have to operate in the area. Next razia be more massive to prohibit beca entered the region beca is free. That is so, and this takes a lot of energy police. The keywords are "inconsistencies". Briefly banned, while the left can be translated as allowed. Educational elements, in the discipline, here shown to be a "zero" value. Providing or introducing or disseminating the rules and about the region free beca, enforce rules and oversee its implementation in the field and act firmly with the rules when violations occur, is a three-knot that must be constantly scrolling to the systematic. With that new awakening will be expected to discipline.

About "on time" or on time. Example of the most easy to see how the witness is the way the trial is in progress in the House of Representatives, where representatives of the people that we have respected that. The members of the House of Representatives honored that surely is a valid representation of the people, although not entirely correct. Council-the council, especially once the council heard public opinion conducted in the House of Representatives does not have the right to take time. If we read in the newspapers, they often say they once found rough, "if necessary we will call it the A or the B, or the Minister and anyone who knows, they must come!" Feel aroma "hubris of power" that very "countrified" from the statements. (Menhan Yuwono Soedarsono, was responding that he would not come when called, I will only come when the law) In fact, it may not do anything, because it could be a reflection of the amount of responsibility that they waistband. However, what happens? Member of the House of Representatives berkoar-koar fact that it came too late, while the called party have come long before the time specified in the invitation. That is one of the very many members of the House of Representatives polah fad is inappropriate and shameful. No one heard of a meeting held with the appropriate time. Just "on time" just does not afford them, and what to expect from their work? That is about on time or "on time".

How about the "net"? Slatternly habits of our society are very often disrupt. One of these is present every year in the middle is how we waste just because the discarded offhand has caused flooding dijalan-roads in the capital. How does not flood, when the gutter-gutter is no longer able to work to accommodate the flow of rain water, because it is full of garbage. Similarly, when we see the toilet in the Soekarno Hatta International Airport. Joroknya ask forgiveness. Some time ago, there is also movement hygiene management dipelopori by Angkasa Pura. However, before we do that again faced with the problem "inconsistency" alias free "anget-anget tai chicken." One to two weeks and clean it again after all, grubby again. WC has been cleaned, but the tap and the toilet is leaking a lot, so be pelatarannya tarnish. Worse again, not "toilet paper". If asked, the answer is, if taken a lot of people are provided. Best is not the most sensible. Should, if so, assign people to mengawasinya, the issue is completed. Passengers have to pay "airport tax" and are entitled to services that include both in the toilet. The problem is a matter of "willpower" alone.

Thus a review of Discipline, Right Time and Clean! As a means of "introspection" on this holiday.

Mengapa Orang yahudi banyak yang pintar ?

Tanpa bermaksud untuk mendramatisasi tentang orang Israel dan atau orang Yahudi, saya ingin berbagi informasi yang saya peroleh dari membaca terjemahan H. Maaruf Bin Hj Abdul Kadir (guru besar berkebangsaan Malaysia) dari Universitas Massachuset USA tentang penelitian yang dilakukan oleh DR.Stephen Carr Leon. Penelitian DR Leon ini adalah tentang pengembangan kualitas hidup orang Israel atau orang Yahudi. Mengapa Orang Yahudi, rata-rata pintar ? Studi yang dilakukan mendapatkan fakta-fakta sebagai berikut : Ternyata, bila seorang Yahudi Hamil, maka sang ibu segera saja meningkatkan aktivitasnya membaca, menyanyi dan bermain piano serta mendengarkan musik klasik. Tidak itu saja, mereka juga segera memulai untuk mempelajari matematika lebih intensif dan juga membeli lebih banyak lagi buku tentang matematika. mempelajarinya, dan bila ada yang tidak diketahui dengan baik, mereka tidak segan-segan untuk datang ke orang lain yang tahu matematika untuk mempelajarinya. Semua itu dilakukannya untuk anaknya yang masih didalam kandungan. Setelah anak lahir, bagi sang ibu yang menyususi bayi nya itu, mereka memilih lebih banyak makan kacang, korma dan susu. Siang hari, makan roti dengan ikan yang tanpa kepala serta salad. Daging ikan dianggap bagus untuk otak dan kepala ikan harus dihindari karena mengandung zat kimia yang tidak baik untuk pertumbuhan otak si anak. Disamping itu sang ibu diharuskan banyak makan minyak ikan (code oil lever). Menu diatur sedemikian rupa sehingga didominasi oleh ikan. Bila ada daging, mereka tidak akan makan daging bersama-sama dengan ikan,karena mereka percaya dengan makan ikan dengan daging hasilnya tidak bagus untuk pertumbuhan. Makan ikan seyogyanya hanya makan ikan saja, bila makan daging , hanya makan daging saja, tidak dicampur. Makan pun, mereka mendahulukan makan buah-buahan baru makan roti atau nasi. Makan nasi dulu baru kemudian makan buah, dipercaya akan hanya membuat ngantuk dan malas berkerja. Yang istimewa lagi adalah : Di Isarel, merokok itu tabu ! Mereka memiliki hasil penelitian dari ahli peneliti tentang Genetika dan DNA yang meyakinkan bahwa nekotin akan merusak sel utama yang ada di otak manusia yang dampaknya tidak hanya kepada si perokok akan tetapi juga akan mempengaruhi “gen” atau keturunannya. Pengaruh yang utama adalah dapat membuat orang dan keturunannya menjadi “bodoh” atau “dungu”. Walaupun, kalau kita perhatikan , maka penghasil rokok terbesar di dunia ini adalah orang Yahudi ! Tetapi yang merokok , bukan orang Yahudi. Anak-anak, selalu diprioritaskan untuk makan buah dulu baru makan nasi atau roti dan juga tidak boleh lupa untuk minum pil minyak ikan. Mereka juga harus pandai bahasa , minimum 3 bahasa harus dikuasai nya yaitu Hebrew, Arab dan bahasa Inggris. Anak-anak juga diwajibkan dan dilatih piano dan biola. Dua instrument ini dipercaya dapat sangat efektif meningkatkan IQ mereka. Irama musik terutama musik klasik dapat menstimulasi sel otak. Sebagian besar dari musikus genius dunia adalah orang Yahudi. Satu dari 6 anak Yahudi, diajarkan matematik dengan konsep yang berkait langsung dengan bisnis dan perdagangan. Ternyata salah satu syarat untuk lulus dari Perguruan Tinggi bagi yang Majoring nya Bisnis, adalah, dalam tahun terakhir, dalam satu kelompok mahasiswa (terdiri dari 10 orang), harus menjalankan perusahaan. Mereka hanya dapat lulus setelah perusahaannya mendapat untung 1 juta US Dollar. Itulah sebabnya, maka lebih dari 50 % perdagangan di dunia dikuasai oleh orang Yahudi. Design “Levis” terakhir diciptakan oleh satu Universitas di Israel, fakultas “business and fashion“. Olah raga untuk anak-anak, diutamakan adalah Menembak, Memanah dan Lari. Menembak dan Memanah, akan membentuk otak cemerlang yang mudah untuk “fokus” dalam berpikir ! Di New York, ada pusat Yahudi yang mengembangkan berbagai kiat berbisnis kelas dunia. Disini terdapat banyak sekali kegiatan yang mendalami segi-segi bisnis sampai kepada aspek-aspek yang mempengaruhinya. Dalam arti mempelajari aspek bisnis yang berkaitan juga dengan budaya bangsa pangsa pasar mereka. Pendalaman yang bergiat nyaris seperti laboratorium, “research and development” khusus perdagangan dan bisnis ini dibiayai oleh para konglomerat Yahudi. Tidak mengherankan bila kemudian kita melihat keberhasilan orang Yahudi seperti terlihat pada : Starbuck, Dell Computer, Cocacola, DKNY, Oracle. pusat film Hollywood, Levis dan Dunkin Donat. Khusus tentang rokok, negara yang mengikuti jejak Israel adalah Singapura. Di Singapura para perokok diberlakukan sebagai warga negara kelas dua. Semua yang berhubungan dengan perokok akan dipersulit oleh pemerintahnya. Harga rokok 1 pak di Singapura adalah 7 US Dollar, bandingkan dengan di Indonesia yang hanya berharga 70 sen US Dollar. Pemerintah Singapura menganut apa yang telah dilakukan oleh peneliti Israel , bahwa nekotin hanya akan menghasilkan generasai yang “Bodoh” dan “Dungu”. Percaya atau tidak, tentunya terserah kita semua. Namun kenyataan yang ada terlihat bahwa memang banyak sekali orang yahudi yang pintar ! Tinggal, pertanyaannya adalah, apakah kepintarannya itu banyak manfaatnya bagi peningkatan kualitas hidup umat manusia secara keseluruhan.

Sumber : Chappy hakim